Perseteruan Uji Materiil UU Pilpres Antara @Triomacan2000 vs @Yusrilihza_Mhd

Perdebatan akun @TrioMacan2000 dan Prof Yusril Ihza Mahendra @Yusrilihza_Mhd di twitter rencananya akan berlanjut di dunia nyata. Raden Nuh mewakili TrioMacan2000 rencananya akan berdebat dengan Yusril Ihza Mahendra terkait dengan pengajuan uji materiil UU Pilpres yg diajukan calon Presiden dari PBB itu ke MK. Rencananya debat akan dilakukan seusai sidang pertama tgl 21 Januari 2014 di Gedung MK.

Triomacan2000 intinya mempermasalahkan motif dari YIM, mengapa pengajuan uji materiil tsb baru dilakukan sekarang ini, ketika pemilu legislatif tinggal beberapa bulan lagi. Intinya sebenarnya Macan mempertanyakan urgensi dan azas manfaat gugatan tsb bagi bangsa dan negara. Sedangkan YIM mengemukakan bahwa gugatan tsb baru bisa dilakukan setelah beliau ditetapkan secara resmi sebagai calon presiden dari PBB, sehingga ketika itu Ia mempunyai "legal standing" untuk mengajukan gugatan tsb.

Terlepas dari bagaimana nanti jalannya perdebatan tsb dan keputusan MK thd gugatan tsb,
sebagai orang yg masih awam terhadap politik dan tatanegara, saya mempunyai pendapat sebagai berikut. Seandainya nanti ternyata pilpres dan pileg bisa dilaksanakan secara bersamaan, bukankan itu akan menghemat APBN trilyunan rupiah yang dipakai utk menyelenggarakan pemilu tsb bila dilaksanakan tidak bersamaan. Jika alasannya bila pileg dan pilpres dilaksanakan berbarengan maka pelantikan anggota DPR periode 2014-2019 yg harusnya dilaksanakan tgl 1 Oktober 2014, dan pelantikan Presiden baru pd tgl 20 Oktober 2014 bisa molor, hal tsb menurut saya tidak terlalu kuat. Toh bila pileg dan pilpres dilaksanakan bersamaan, misal pileg diundur jadi mengikuti jadwal pilpres pada bulan Juli 2014 masih cuku waktu bagi DPR dan pemerintah serta KPU untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk melaksanakan pemilu bersamaan tersebut. Pada tahun 2004 ketika pilpres berlangsung 2 putaran, ternyata presiden dan wapres terpilih juga bisa dilantik tepat waktu.

Selain masalah penghematan anggaran, lazimnya sebuah negara dengan sistem presidensiil, pilplres biasanya dilaksanakan sebelum atau berbarengan dengan pileg. Disamping itu seharusnya dengan sistem presidensiil, kinerja presiden tidak terlalu bergantung dengan keputusan legislatif. Artinya presiden harus berani dan percaya diri dalam menentukan arah kebijakan pemerintah tanpa harus selalu menunggu persetujuan DPR.

Disamping itu bila pileg dan pilpres dilaksanakan secara bersamaan maka presiden terpilih akan dapat mengikat koalisi yang lebih solid antara partai-partai pendukung pemerintah. Karena partai yg berkoalisi tersebut belum tentu ikut mendukung dan ikut bekerja dalam mendukung kampanye presiden terpilih, tetapi kemudian diberi jatah kursi di kabinet, sehingga rasa balas budi partai yg diluar pendukung presiden terpilih tersebut lebih besar kepada presiden daripada sebaliknya, dengan catatan presiden tersebut akan dengan lebih mudah mengendalikan parlemen dan pemerintahan lebih kuat, sehingga program-program pemerintah dapat dieksekusi dengan lancar.

Tapi akhirnya apakah pilpres atau pileg mau bersamaan atau tidak, yang penting semoga pemilu nanti bisa membawa Indonesia ke arah yg lebih baik, dan menghasilkan wakil rakyat dan presiden yang baik pula.